Lukisan Dinding Di Kota Tua

Aku sering plesiran di kawasan Kota Tua. Keeksotisan bangunan-bangunan di Kota Tua membuat diriku gemar  mencari tahu jejak-jejak sejarah yang ada disana.Bulan April 2011 silam seorang teman membuat status di akun Facebooknya, di statusnya itu tertulis bahwa telah ditemukan sebuah kamar rahasia di Museum Fatahillah Kota Tua(Museum Sejarah Jakarta),dan di dinding kamar rahasia itu terdapat mural yang penuh misteri.Kabar ini membuat diriku penasaran,sepanjang penelusuranku di Kota Tua,belum pernah aku melihat kamar rahasia ini. Akhirnya aku dan temanku sepakat janjian bertemu untuk melihat kamar rahasia itu.  Kebetulan temanku ini punya tiket untuk masuk ke kamar rahasia itu.

Akhirnya pada satu Hari Minggu,aku berangkat menuju kawasan Kota Tua. Teriknya matahari tak menyurutkan semangatku. Rasa penasaran tentang kamar rahasia di Museum Fatahillah membuat energiku berlipat dari biasanya. Saat itu suasana disepanjang kawasan Kota Tua agak ramai. Rombongan anak-anak usia sekolah,rombongan keluarga,rombongan turis asing,komunitas sepeda,komunitas fotografer,hingga pasangan kekasih yang sedang shooting foto pre wedding tumpah ruah dipelataran Museum Fatahillah. Jejeran lapak pedagang kaki 5 menambah padat pelataran museum. Di tengah pelataran museum aku melihat orang-orang bergerombol sedang menonton sesuatu,akupun beringsut kesana. Ternyata ada kelompok seniman kuda lumping sedang menampilkan atraksi. Sebagian penonton terhibur,tapi tak sedikit pula penonton bergidik ngeri melihat atraksi seniman kuda lumping tersebut.
Handphoneku berdering,temanku menelepon,ternyata dia sudah berada di dalam Museum Fatahillah. Sesampainya di dalam museum,aku berkeliling-keliling dulu menyusuri museum yang mulai dibangun  tahun 1620 pada jaman Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen. Beberapa koleksi museum tampaknya tidak dipajang  di dalam museum,sedang dalam perawatan(tertulis di beberapa tempat koleksi).
Akupun bertemu dengan temanku.Ternyata ada teman-teman lain dari Jakarta,Bogor,Bandung,dan Tangerang yang datang ke museum. Mereka juga penasaran  ingin melihat kamar rahasia yang ada di Museum Fatahillah.


Handphoneku berdering,temanku menelepon,ternyata dia sudah berada di dalam Museum Fatahillah. Sesampainya di dalam museum,aku berkeliling-keliling dulu menyusuri museum yang mulai dibangun  tahun 1620 pada jaman Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen. Beberapa koleksi museum tampaknya tidak dipajang  di dalam museum,sedang dalam perawatan(tertulis di beberapa tempat koleksi).
Akupun bertemu dengan temanku.Ternyata ada teman-teman lain dari Jakarta,Bogor,Bandung,dan Tangerang yang datang ke museum. Mereka juga penasaran  ingin melihat kamar rahasia yang ada di Museum Fatahillah.

Sambil menunggu saat kamar rahasia dibuka pukul 11.30 siang, aku dan teman-teman asik bersendau gurau,dan tak ketinggalan bernarsis ria foto-foto di berbagai sudut museum.

Pukul 11.30 pun tiba, aku dan teman-temanku beranjak menuju kamar rahasia. Antrian pengunjung panjang,mereka  sama penasaran dengan kami ingin tahu misteri kamar rahasia di Museum Fatahillah.




Tak berapa lama keluarlah dua orang berpakaian ala dementor berputar-putar di dekat antrian. Setelah itu keluarlah seorang berpakaian ala saudagar jaman lampau memberikan orasi kepada pengunjung yang antri. Dia bercerita bahwa kamar yang akan dimasuki pengunjung adalah sebuah tempat  dimana para bangsawan jaman VOC sering mengadakan pesta. Sebelum pengunjung masuk ke dalam kamar yang di atas pintunya terdapat tulisan ‘Van Breukelen’, orang berpakaian ala dementor memberikan satu  benda  berbentuk panjang yang diselimuti kain hitam kepada salah satu pengantri.



Aku dan teman-teman pun memasuki ruangan. Tak berapa lama kami disuguhi sebuah gambar dari proyektil didinding ruangan kamar. Dibalut dengan aksi teatrikal 3 orang yang cukup berumur,para pengunjung diajak untuk melihat sejarah situasi Batavia di era abad 19.  Di ruangan itu diceritakan bahwa ditahun 1880 Batavia mengalami kehebohan dikarenakan pedang Djacacarta(Jayakarta) hilang. Hilangnya pedang Jayakarta ini dipercaya masayarakat jaman itu bisa mendatangkan malapetaka dan bencana yang dahsyat. Nyonya Victoria Van Breukelen(istri Ruud Van Breukelen,salah satu controleur di era itu) lah yang  ramai memberitakan kabar hilangnya pedang Jayakarta tersebut pada pesta-pesta kaum bangsawan. Victoria juga mengajak jawara untuk memburu pencuri pedang. Pertumpahan darah pun terjadi di Batavia. Banyak jawara mencari keberadaan pedang Jayakarta. Mereka saling curiga satu sama lain hingga terjadi banyak  pertumpahan darah di Batavia.  Salah satu jawara yang ditakuti pada masa itu adalah Thomas,seorang marsose mantan begal. Thomas dijuluki Sang Hiu Pemburu karena keganasannya.  Aku dan pengunjung lainnya merasa takjub dengan gambar dan efek-efek suara yang disuguhkan di ruangan itu. Pengunjung pun diajak berinteraksi di ruangan itu.





Sekitar 20 menit pertunjukan pun selesai. Penonton bertepuk tangan dengan meriah. Tak lupa aku dan teman-teman berfoto bersama dengan pemain teater. Ternyata para pemain teater itu merupakan  sosok legenda didunia teater Indonesia. Mereka adalah Joshua Pandelaki,Salim Bungsu,dan Dudung Hadi, para senior Teater Koma.



Sebelum meninggalkan  ruangan pertunjukan,moderator menyampaikan bahwa gambar proyektil  yang  kami saksikan tadi sebenarnya adalah rekaan dari gambar asli yang ada di kamar sebelah. Aku dan teman-teman segera beranjak menuju kamar yang dimaksud. Ternyata inilah kamar rahasia yang membuat kami penasaran. Di dinding kamar yang cukup luas(sekitar 200m persegi),terdapat mural yang sangat eksotis. Mural itu tampak setengah jadi. Mural itu menggambarkan Batavia era 1880-1920,dimana kala itu terjadi pertumpahan darah di Batavia  karena hilangnya pedang Jayakarta. Menurut brosur yang kubaca,mural itu dibuat oleh pelukis Harijadi Sumodidjojo dan S.Sudjojono tahun 1974 atas suruhan Ali Sadikin (Gubernur Jakarta saat itu). Mural ini tak pernah selesai,dikarenakan dinding yang lembab akibat terembes air laut,sehingga cat pada mural tak bisa menempel secara utuh. Kamar rahasia ini sendiri baru ditemukan dan dibuka kembali pada 2010,setelah selama 35 tahun ditutup. Kamar ini secara tak sengaja ditemukan oleh orang-orang  Indonesia pecinta sejarah (salah satunya Sisco,keturunan langsung dari Thomas Sang Hiu Perkasa). Setelah itu para sejarawan,penulis,artis,animator,aktor teater,dari berbagai bangsa mencoba menerjemahkan misteri lukisan dinding yang memotret kehidupan multi etnik Batavia di jaman pemerintahan Belanda.

Aku merasa puas hari itu. Rasa penasaranku tentang kamar rahasia itu terjawab sudah. Senang sekali diriku bisa melihat secara langsung peninggalan sejarah yang sangat berharga tersebut.

Oude Stad van Batavia is altijd vol van mysterie

Komentar

  1. owh ini cerita yg waktu itu ya?
    sayang aku gak ikutan :(

    BalasHapus
  2. Iya,kalau Melly mau lihat lukisan ini,harus menunggu hingga tahun 2014,berhubung Museum Sejarah sedang direnovasi

    BalasHapus
  3. Mantap tulisannnya...sukses buat semuanya !
    Salam kenal dari One SM:
    http://iwansmtri.blogspot.com/2011/12/ada-ilmu-matematika-di-obyek-wisata.html

    BalasHapus
  4. waha ku juga nonton nih ke fatahilah kemarin.
    sukses ya ikut lombanya :D

    BalasHapus
  5. @Iwan Sumantri : Terima kasih atas apresiasinya,semoga artikel ini bisa berguna untuk pengetahuan wisata sejarah di Kota Jakarta

    BalasHapus
  6. wah ini saya sendiri yang nmpaknya lom tahu museumnya.tapi dengan tulisan agan saya bisa tahu isi dalmnya.
    makasih infonya salam kenal.
    di tunggu kunjungannya gan

    BalasHapus
  7. jadi teringat pada saat kunjungan di tmpat itu.

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    BalasHapus
  8. wah kayaknya seru tuh jujur saya belum pernah kedalamnya sih.. lewatin kota tua cuma lewat luar aja , btw kayaknya seru bgt cerita kamu. Salam kenal ya...:-)

    BalasHapus

Posting Komentar