Di antara kerlip nyala sebatang lilin
Tawamu ramah terdengar
Dengan sesekali terbatuk
Ceritamu mengalir
Terkenang dengan masa mudamu dulu
Nyala lilin kian redup
Seredup masa tuamu yang hampa
Terlantar oleh kejamnya Jakarta
Tertendang dari dalam kehangatan..
Dingin embun menemani tidurmu
<PLUIT, 3/1/2006, Yos Mo>
Komentar
Posting Komentar